STEFAN “Arti Sahabat” William punya band, lho! Namanya The Junas Monkey.
Selain Stefan yang mengisi vokal, ada Ajun Perwira yang memainkan
gitar, dan Aditya Suryo sang penggebuk drum. Singel mereka yang sudah
dilempar ke pasaran berjudul “Jadian”. Buah karya Fajar “Element”.
Lagunya berirama pop yang terdengar renyah di telinga.
“Monyet-monyet” energik
Ketiga anggota The Junas Monkey punya latar belakang sama. Pertama,
sama-sama berangkat dari dunia akting, khususnya sinetron. “Adit main di
Kupinang Kau Dengan Bismillah. Ajun lagi syuting film PJP (Poconggg
Juga Pocong),” bukan Stefan. Sementara cowok yang melulu digosipkan
cinlok dengan Yuki Kato ini juga lagi sibuk syuting stripping Gol-Gol
Fatimah.
Kedua, tiga jejaka ganteng ini berada dalam naungan manajemen artis
yang sama, Bentuk Management. Pihak yang hakikatnya “menjodohkan” mereka
ke dalam satu band. “Bentuk tahu kita punya minat yang sama di bidang
musik,” Ajun mulai bercerita. “Aku sendiri mulanya mau ajak teman-teman
band di Bali. Mengajukan proposal ke manajemen biar bisa bantu kita
eksis (sebagai band ibukota). Tapi, disarankannya main band bareng teman
satu manajemen,” lanjutnya.
Maka terbentuklah The Junas Monkey sekitar 6 bulan silam. Stefan dan
Adit dipilih untuk menemani Ajun bermain band. “Manajemen tahu aku bisa
main drum,” Adit bersuara. Cowok berusia 23 tahun sekaligus tertua di
band lantas mengakui ide nama Junas datang dari dirinya. “Junas itu aku
yang bikin. Kependekan dari nama kita bertiga. Ajun-Adit-Stefan. Kalau
Monkey dari manajemen,” ungkapnya.
Lantas apa artinya Monkey (monyet)? Sambil berseloroh, Ajun
berceloteh tentang filosofis monyet yang sangat dekat dengan dunia
pertunjukkan yang menghibur, topeng monyet. Hahaha! Tapi, tentu saja
bukan itu makna kata Monkey pada nama band. Dengan lebih serius, cowok
berbadan tegap itu menyebut tentang keenergikan khas anak muda yang
mereka miliki. Enggak bisa diam deh kalau sudah kumpul bertiga. “Malah
kita bisa dance!” aku Ajun yang diamini sambil malu-malu Adit dan
Stefan.
Sama-sama pemain sinetron, ganteng, dan bisa menari. Kami iseng
bertanya, kenapa tidak membuat boy band saja? Spontan Adit menolak
kemungkinan tersebut dengan raut mukanya yang mendadak berubah kecut.
“Enggak, lah! Buat apa jadi followers? Lagian, boy band bukan kita
banget,” sergah Adit yang memperoleh kemampuan bermain drum dari
kakaknya.
Ingin memainkan karya sendiri
Salah satu keunikan dari The Junas Monkey yang sama-sama pemain
sinetron aktif, adalah cara mereka meluangkan waktu untuk latihan band.
Antara Stefan dan Adit beda lokasi syuting. Pun demikian Ajun. Jadi
ketiganya sepakat saling menyambangi lokasi syuting. Siapa yang duluan
selesai syuting, bisa mendatangi anggota yang masih syuting. Setelah
ketemu waktu bertiga, mereka mencari studio musik mana saja, sedapatnya,
untuk latihan. “Dalam satu minggu, enggak bisa ditentukan kami latihan
berapa kali,” kata Stefan. “Bisa sekali atau tiga kali seminggu.
Fleksibel,” tambah Adit.
Keadaan serba sulit untuk berkumpul, tidak dijadikan beban. Malah
Ajun dan Adit kompak mengaku senang bisa menyambangi lokasi syuting
teman. “Bisa sekalian tebar pesona. Hahaha,” Ajun geli. Satu hal yang
terpenting, adalah kualitas pertemuan. Setelah di singel perdana mereka
membawakan karya orang lain, ke depannya mereka berharap, bisa memainkan
karya sendiri. Jadi setiap kali ada pertemuan bertiga, sebisanya mereka
mulai belajar merangkai kata-kata dan berusaha menjadikannya lagu.
“Belum berhasil. Tapi akan terus kami coba. Soalnya kami pengin serius
di sini,” harap Ajun.
Well, The Junas Monkey memang tidak mau dianggap sekadar band-nya
Stefan William yang namanya sedang naik daun. Kendati Adit dan Ajun
tidak menampik popularitas Stefan turut mendongkrak nama band. “Kami sih
tidak masalah kalau penggemar kami itu (sebetulnya) fans Stefan,” ujar
Ajun sekaligus mewakili Adit. “Tapi kita berdua juga punya penggemar,
kok. Enggak kalah unyu ya, kita? Hahaha.” Iya, deh. Tiga-tiganya
ganteng! Hehe.
sumber:http://archive.tabloidbintang.com/film-tv-musik/ulasan/16949-the-junas-monkey-tak-sekadar-bandnya-stefan-william.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar